Quotes

  • IKHLAS adalah Kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah

  • Solusi untuk setiap masalah adalah dengan Sabar dan Istighfar

  • Kesalahan terburuk kita adalah tertarik pd kesalahan orang lain

  • “Hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (Q,S Yusuf: 86)

  • Kegelisahan akan hilang saat shalat dimulai

PERIOD OF THE DARKNESS Nasional


 

by M Rizal Fadillah *)

Mulainya Jokowi pada tahun 2017 yang bilang radikalisme lebih bahaya daripada komunisme. Lupa atau pura pura lupa bahwa ciri gerakan komunis adalah radikal. Radikalisme itu melekat dengan komunisme. Prinsip "sama rata sama rasa" itu radikal, proletar menghancurkan borjuasi itu radikal. Merebut kepemilikan pabrik pabrik itu pun radikal. 

Kudeta dan mengganti menjadi ideologi komunis adalah "mbah" nya radikalisme. Lalu mempertentangkan apalagi membandingkan adalah pernyataan yang naif. Bahkan dengan konstruksi berfikir negatif, ini bisa dianggap pernyataan untuk melindungi komunisme itu sendiri. 

Sudahlah soal komunisme, tetapi persoalan radikalisme menggelinding terus, bahkan seperti menjadi fokus program kabinet Jokowi periode kedua ini. Arahannya sangat jelas. Menteri mulai ribut ribut soal radikalisme. Menteri Agama yang paling gagah, Mendagri yang mantan Kapolri membuat Tim Pengawas sampai ke Kecamatan.

Persoalan "cadar", "celana cingkrang", "do'a bahasa Indonesia", "penceramah masjid" itu memang domein agama, tetapi jika ini yang dimaksud "terobosan" oleh bapak Menteri untuk menangkal radikalisme, maka hal tersebut menjadi kebijakan yang radikal. Ketika posisi semakin terdesak, rupanya pak Menteri ngeles juga. Menteri Agama seperti algojo yang tak faham agama. Lemah dalam memaknai syari'ah dan rendah berakhlakul karimah. 

Pembentukan Tim Pengawas Radikalisme sampai Kecamatan, lalu urusan investasi dikoordinasi Menko Luhut yang tentara, dan jika Menkominfo juga menyusur radikalisme Medsos, kemudian Menkumham membuat perangkat hukum radikalisme, maka akan semakin lengkap arah negara menuju "police state" negara keamanan. Suatu konsep primitif dalam bernegara. Bukan "Indonesia Maju" yang kelak dicapai tetapi "Indonesia Mundur". Akan dialami "period of the darkness" periode kegelapan.  

Periode kegelapan juga akan ditandai gesekan antar kubu dalam kementrian. PDIP sudah mempertanyakan soal hak veto yang diberikan kepada Menko. Kubu Surya Paloh mulai menekan nekan dengan bahasa perlu posisi oposisi. Rangkulan dengan PKS pun cukup mencurigakan. 

Cukup berat Jokowi memainkan ritme dalam menghadapi gesekan internal maupun serangan eksternal. Belum lagi Prabowo yang akan menjadi masalah tersendiri. Akan tetapi seperti biasa yang awal menjadi sasaran tembak dari kebijakan kontroversial adalah Menteri Menteri. Menkeu berfikir keras untuk "menghisap" dana masyarakat. 
Mendikbud diamanati melakukan perombakan  kurikulum besar besaran. Diprediksi dunia pendidikan pun bakal gonjang ganjing. 

Lalu bagaimana nasib Jokowi besok ? Nah bagi yang tidak mau mendahului takdir akan menjawab  "Au ah gelaap..".

*) Pemerhati Politik
 

Bandung, 1 November 2019

 

*********************************************************************

Salurkan donasi antum untuk menjaga Aqidah Umat dalam berbagai Program ANNAS FOUNDATION

Ke No. Rek. an. ANNAS FOUNDATION
Bank Muamalat :
129 000 3048 (Wakaf)
129 000 3049 (Shodaqoh)
129 000 3050 (Zakat)

Bank Mandiri :
13000 41 3000 40 (Wakaf)
13000 51 3000 54 (Shodaqoh)
13000 41 3000 57 (Zakat)

Hubungi Hot Line Kami 
Di 081 12345 741

Atau Bisa Langsung Ke Kantor Kas ANNAS Foundation 
Di Jl. CIJAGRA RAYA NO 39 
BANDUNG
Senin sd Sabtu 09.00 sd 15.30


#ANNAS
#SyiahbukanIslam
#JundullahANNAS
#GEMAANNAS
#GARDAANNAS
#ANNASFoundation

#ANNASINDONESIA
 

Dikutip dari             : -

Penulis                   : M Rizal Fadillah
 

Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share.  Lets change the world together saudaraku !...



Comments

Donasi