KEZALIMAN DAN KEADILAN DALAM KEKUASAAN Nasional
Mei Sutrisno *)
Kekuasaan adalah amanah, kekuatan yang diberikan adalah sarana untuk menegakkan keadilan (QS 38: 26; 57: 25). Kemewahan dan sanjungan adalah godaan yang melalaikan yang menjadikan penguasa direndahkan sehingga azab pun disediakan (6:123).
Pemegang Kekuasaan perlua belajar sejarah kegagalan dan keberhasilan.
Pertama: Kezaliman Fir’aun bermula dari kesombongan, kemudian didorong pula oleh sanjungan para pendukung yang kecipratan harta amanah kekuasaan. Para Menteri dan hulubalangnya seperti ahli nujum, ahli sihir, Hamman dan Qorun terus mengipasi kelalaian tanpa mau memberi bantuan pemikiran dan peringatan. Mereka semakin menjerumuskan sehingga Fir’aun semakin tenggelam dalam kezaliman, bahkan demi mempertahankan kekuasaan tega membunuh bayi laki-laki seperti ramalan.
Kedua: keberhasilan nabi Daud akibat kekuatan amal dan kesederhanaan. Nabi Daud asalnya orang biasa yang tekun ibadah dan terkenal dengan alunan dzikirnya, sehingga burungpun menyertai lantunannya (Qs 38:17-20). Walau sebagai penguasa beliau berusaha makan dari jerih payah tangannya dengan membuat baju zirah. Hidup sederhana sehingga terkenal dengan shaumnya, sehari shaum sehari buka (HR Buhari). Kelanggengan kekuasaan kekuasaan diwariskan kepada puteranya Sulaiman, orang beriman dan berilmu yang kekayaan dan kekuasaannya tak menghilangkan kebiasaan dzikir dan kesederhanaan. Ketika nabi Sulaiman lupa akan dzikirnya akibat terlena dengan kudanya, maka segera bertobat dengan memotong kuda kesayangannya agar kembali kepada mengingat-Nya (Qs 38:31-35).
Ketiga: Rasulullah SAW adalah contoh pemimpin modern yang kemampuannya merangkum keutamaan rasul-rasul sebelumnya. Beliau memfokuskan tanggung jawab amanahnya adalah untuk keselamatan akhirat, karena dunia hanya sementara. Rasulullah SAW mampu membawa multi peran, sebagai pembawa kebenaran, berahlak mulia sehingga menjadi teladan, kepala negara Madinah yang menegakkan keadilan, pola hidup sederhana yang tak melalaikan, serta menerapkan azas musyawarah sehingga banyak mendapat dukungan. Beliau menganggap orang-orang yang membantu tugasnya adalah sebagai sahabat sehingga tak menimbulkan jarak, tapi cinta. Para sahabat pun membantu dengan ikhlas, setia dan kritis pula. Abu Bakar yang jujur memberi masukan dengan dasar keilmuan dan kesantunan. Umar bin Khattab yang lugas sering memberi masukan kritis, tanpa menyebabkan beliau marah. Itulah teladan Rasulullah SAW yang dalam 23 tahun mengubah ummat berahlak jahiliyyah menjadi mulia.
Itulah sejarah kezaliman dan keberhasilan kekuasaan yang patut menjadi renungan para pemegang amanah. Semua kekuasaan adalah milik-Nya, amanah yang ada sekarang akan dimintai pertanggungjawaban bila waktunya tiba. Semoga Allah memberi hidayah kepada semua pemimpin bangsa sehingga tak perlu malu memperbaiki kebijakan yang salah, termasuk memberhentikan para pembantu yang tidak amanah dan bisa bekerja sama daengan semua pihak, serta mau menerima kritik untuk kemaslahatan bersama. Aamiin.
*********************************************************************
Salurkan donasi antum untuk menjaga Aqidah Umat dalam berbagai Program ANNAS FOUNDATION
Ke No. Rek. an. ANNAS FOUNDATION
Bank Muamalat :
129 000 3048 (Wakaf)
129 000 3049 (Shodaqoh)
129 000 3050 (Zakat)
Bank Mandiri :
13000 41 3000 40 (Wakaf)
13000 51 3000 54 (Shodaqoh)
13000 41 3000 57 (Zakat)
Hubungi Hot Line Kami
Di 081 12345 741
Atau Bisa Langsung Ke Kantor Kas ANNAS Foundation
Di Jl. CIJAGRA RAYA NO 39
BANDUNG
Senin sd Sabtu 09.00 sd 15.30
#ANNAS
#SyiahbukanIslam
#JundullahANNAS
#GEMAANNAS
#GARDAANNAS
#ANNASFoundation
#ANNASINDONESIA
Dikutip dari : -
Penulis : Ir. Mei Sutrisno, M.Sc, Ph.D.
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share. Lets change the world together saudaraku !...
Comments