Quotes

  • IKHLAS adalah Kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah

  • Solusi untuk setiap masalah adalah dengan Sabar dan Istighfar

  • Kesalahan terburuk kita adalah tertarik pd kesalahan orang lain

  • “Hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (Q,S Yusuf: 86)

  • Kegelisahan akan hilang saat shalat dimulai

Imam Ghazali (dalam buku Ayyuhal Walad): Jangan terima hadiah dari Sultan Dzolim… Oase Iman


 

Nasehat Imam Ghazali kepada murid seniornya masih sangat relevant untuk diamalkan oleh para pemimpin, lebih lebih oleh para ulama saat ini. Nasehat tersebut yang diberi judul Ayyuhal Walad (Wahai Anak) sudah berumur lebih 9 abad. Imam Ghazali wafat tahun 505 H / 1111 M. Menurut perhitungan tahun Hijriyyah, nasehat tersebut bila ditulis di akhir hayat beliau, berarti telah berumur 939 th. Menurut perhitungan tahun Masehi, nasehat tsb telah berumur 913 th.

Yang banyak dikupas masyarakat adalah tentang kesimpulan hasil belajar Hatim al-Asom. Dia selama 30 tahun telah berguru kepada Syaqiq al-Balhi. Hatim ditanya oleh gurunya. Apa hasil belajar selama 3 dasa warsa ini?. Hatim menjawab telah mendapatkan 8 hal penting yang harus diamalkan di dunia. Imam Ghazali menguraikan jawaban Hatim dalam buku nasehat tersebut dengan rinci beserta sebabnya. Ke delapan hal tersebut adalah: Mencari sesuatu yang bisa menemani sampai ke alam kubur, dengan menjauhi hawa nafsu, dan selalu mengamalkan al-Qur’an dan asSunnah. Itu adalah bekal akherat. Orang yang paling mulia di depan Allah, adalah yang paling bertaqwa. Karena itu harus meningkatkan derajat taqwa. Selalu ridlo dengan karuniaNya. Menjauhi maksiat dan menganggap syetan sebagai musuh. Dalam keseharian hanya mengharap kepada Allah. Banyak orang bergantung kepada kekayaan, pangkat dan pekerjaan, Hatim tidak demikian. Ia berusaha agar selalu tawakkal kepada Allah. Allah berfirman:

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS at-Tholaq 3).

Imam Ghazali menekankan sikap taat dan mengerjakan ibadah. Ketaatan dan ibadah harus mengikuti syariah. Perintah dan larangan dalam perbuatan dan perkataan, harus mengikuti syariah. Bukan ketaatan dan ibadah bila mengerjakannya tidak mengikuti syariah.

Dalam menempuh kehidupan harus ada pihak atau kelompok yang selalu meluruskan agar selalu pada ketaatan dan menjauhi maksiat. Karena itu harus punya sahabat atau guru atau beberapa guru yang berakhlaq mulia. Masalah berikutnya akan muncul, bagaimana memilih orang soleh yang pantas menjadi guru dan sahabat dalam kebaikan. Secara garis besar Ghazali memberikan arahan sbb:

Harus orang yang alim faham agama. Namun tidak semua orang alim cocok menduduki posisi tsb. Orang alim tsb harus memenuhi kriteria tidak cinta dunia, selalu taat kepada ajaran Islam, selalu berbuat kebaikan, banyak sedekah dan ibadah sunnah. Dengan mengikuti guru seperti itu maka akan melahirkan perilaku sabar, syukur, tawakkal, qona'ah, tumakninah, rendah hati, jujur dan kebaikan yang lain. Hindari bergaul akrab dengan ahli maksiat, agar tidak mengundang godaan syetan.

Tanamkan ikhlas lillah. Yakni agar seluruh aktifitas untuk Allah. Tidak bangga dengan pujian  manusia, dan tidak sedih bila menerima ejekan mereka. Mengharapkan pujian manusia akan membangkitkan riya’ dan menghapus keikhlasan.

Jangan mendekati dan berakrab akrab dengan pemimpin dzolim. Ketika merenungkan nasehat ini, saya terperangah. Ternyata Imam Ghazali sejak Sembilan abad yang lalu sudah memberi nasehat agar muridnya yang menonjol ini menghindari untuk bergaul dengan sultan yang dzolim. Bila terpaksa, ia mewanti wanti agar jangan sampai memberikan pujian dan menerima hadiah dari pemimpin atau sultan tersebut. Karena menerima hadiah akan membuat hati kecilnya menjadi senang kepada pemimpin dzolim yang pada akhirnya akan mendoakan agar terus berkuasa.

Imam Ghazali terus terang menasehati agar tidak tergoda dengan hadiah tersebut. Mungkin ada sekentara orang yang mendorong agar bersedia menerima hadiah dari orang dzolim tersebut. Orang ini membujuk dengan memberi saran yang nampak bijak: Terimalah hadiah tersebut lalu bagikan kepada orang yang membutuhkan dan bagikan kepada para fakir miskin. Bukankah itu akan menjadi amalmu yang mulia? Imam Ghazali mengatakan bahwa Itu adalah nasehat syetan, hendak menyeret kepada kerusakan. Mengapa? Karena pada akhirnya sang pemimpin dzolim akan didoakan dan disukai rakyat. Bukankah ini berbahaya?

Imam Ghazali mengakhiri nasehatnya dengan nasehat yang tersirat. Bila kamu dikabari bahwa pemimpin agung sepekan yang akan datang akan mengunjungi rumahmu dan kampungmu. Apakah yang kamu lakukan? Tentu kamu akan berpenampilan sempurna, menjaga jangan sampai ada cacat dan cela yang dilihat oleh pemimpin agung. Kamu bersama masyarakatmu juga akan menjaga sekuat tenaga demi mendapat nilai positif dari pemimpin agung tersebut.

Bila demikian menghadapi pemimpin dunia, bagaimana persiapanmu kepada yang Maha Kuasa yang kapanpun akan memanggilmu.

17 Okt 2022.


Fatchul Umam



 

*********************************************************************

Salurkan donasi antum untuk menjaga Aqidah Umat dalam berbagai Program ANNAS FOUNDATION

Ke No. Rek. an. ANNAS FOUNDATION
Bank Muamalat :
129 000 3048 (Wakaf)
129 000 3049 (Shodaqoh)

Bank Mandiri :
13000 41 3000 40 (Wakaf)
13000 51 3000 54 (Shodaqoh)

Hubungi Hot Line Kami 
Di 081 12345 741

Atau Bisa Langsung Ke Kantor Kas ANNAS Foundation 
Di Jl. CIJAGRA RAYA NO 39 
BANDUNG
Senin sd Sabtu 09.00 sd 15.30


#ANNAS
#SyiahbukanIslam
#JundullahANNAS
#GEMAANNAS
#GARDAANNAS
#ANNASFoundation

#ANNASINDONESIA
 

Dikutip dari             : -

Penulis                   : Drs. H. Fatchul Umam, MBA
 

Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share.  Lets change the world together saudaraku !...

 



Comments

Donasi