SENSE OF RELIGIOUSNESS Nasional

 
by M Rizal Fadillah
Sebagai negara ber Ketuhanan Yang Maha Esa dan menjamin kebebasan melaksanakan Agama, maka siapapun yang memimpin negeri ini haruslah bukan saja beragama dan menjalankan ibadah keagamaan melainkan juga harus memiliki perasaan keagamaan (sense of religiousness) yang tinggi. Tanpa aspek ketiga ini maka seorang pemimpin di negara ini mesti akan dijauhkan dan mungkin menghadapi 'perlawanan keagamaan' yang justru merugikan kepemimpinan dirinya tersebut.
Ada tiga karakter bangsa Indonesia pada aspek keagamaan, yaitu :
Pertama, mayoritas sehingga mainstream hukum, budaya, maupun pola berekonomi mesti mewujudkan nilai nilai masyarakat mayoritas, jika perimbangan terganggu, maka kegoyahan nilai berbagai bidang dapat terjadi;
Kedua, toleransi tidak boleh dimaknai salah, dimana umat islam terus menerus didorong agar meningkatkan sikap toleran terhadap umat lain, sementara umat lain dilindungi atas dasar HAM untuk bebas mengembangkan keyakinan dan agamanya tanpa melihat peta lingkungan sosial keagamaan sekitarnya;
Ketiga, pemimpin yang tidak memiliki kepekaan relijus akan jauh dari komunitas utama. Jika bicara didepan umat Islam harus menunjukkakan representasi diri dari umat. Salam, kalam pembuka dan bacaan kutipan qur'an harus standard, jangan sampai 'blepotan' hingga menjadi bahan ejekan atau tertawaan.
Para pemimpin bangsa dituntut untuk lebih memiliki kepekaan relijius, menghargai dan memuliakan nilai keagamaan, berempati pada persoakan keumatan, menegasi yang dinegasi umat seperti budaya maksiat, lgbt, faham faham sesat, kemunafikan, atau nilai nilai lain yang rentan moral.
Meskipun demikian bukan berarti pemimpin mesti melakukan 'acting' sandiwara atau sikap artifisial yang mudah dibaca sebenarnya akan kelemahan keagamaan dirinya seperti selalu tampil sebagai imam sholat berjamaah, memakai asesoris keulamaan, atau beribadah agar menjadi sorotan media. Tampilah apa adanya dan merendahlah dalam perilaku keagamaan. Masyarakat khususnya umat Islam tak mudah dibohongi dengan penampilan kegamaan yang dibuat buat. Pemimpin PKI di masa lalu tampil dengan citra pembela pancasila, menggaungkan revolusi mental, serta berangkat haji meski ujungnya beloklah ia ke Peking. Haji Peking.
Pilpres saat ini adalah pilpres di negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, karenanya ironi jika proses dan hasil tidak menunjukkan kualitas kepemimpinan berkarakter umat. Berbahasa dan bersikap dengan nilai keumatan. Apalagi yang memusuhi elemen kèsantrian, keulamaan, da'wah dan perjuangan penegakkan syari'ah. Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih adalah ia yang memiliki kepekaan relijius yang tinggi. Berjuang bersama umat bukan yang hanya pandai mengatas namakan umat. Semoga.
Bandung, 13 Oktober 2018
 
*********************************************************************
Salurkan donasi antum untuk menjaga Aqidah Umat dalam Program ANNAS PEDULI PALU dan DONGGALA
Ke No. Rek. an. ANNAS FOUNDATION
Bank Mandiri :
13000 51 3000 54 (Shodaqoh)
Deskripsi : #ANNASPEDULIPALU&DONGGALA
Hubungi Hot Line Kami 
Di 081 2237 23714
Atau Bisa Langsung Ke Kantor Kas ANNAS Foundation 
Di Jl. CIJAGRA RAYA NO 39 
BANDUNG
Senin sd Sabtu 09.00 sd 15.30
#SyiahbukanIslam
#JundullahANNAS
#GEMAANNAS
#GARDAANNAS
#ANNASFoundation
 
Dikutip dari : -
Penulis                   : M Rizal Fadillah
 
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share. Lets change the world together saudaraku !...



 
              

 1182
1182 
 
																					 
																					 
																					 
																					 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
										 
												 
												 
												 
												 
														 
														 
														
Comments