MUHASABAH BENCANA Oase Iman
KHUTBAH JUMAT 9/12 -2022 – Mei Sutrisno, Ph.D
Bencana beruntun dari Cianjur, Semeru, Garut, Jember, Kerinci dan Sukabumi dalam waktu berdekatan perlu menjadi alat muhasabah: “Apa saja kebaikan yang terjadi padamu kamu peroleh maka adalah dari Allah, dan apa saja keburukan yang menimpamu, maka dari dirimu sendiri --- “ (QS. An-Nisa':79).
Kebaikan adalah dari Allah, keburukan adalah dari manusia. Manusia sering sulit menafsirkan kebaikan untuk dirinya, namun mudah merasakan keburukan yang menimpanya. Untuk itulah perlu muhasabah, salah satunya dengan melihat respon manusia ketika mengalami mushibah: (1) ada sekumpulan relawan yang memberi pertolongan; (2) ada pula yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan pengesahan RUU KUHAP yang berkali-kali didemo; (3) ada pula bom bunuh diri, perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Respon manusia atas suatu peristiwa menggambarkan kualitas imannya kepada Allah. Lihat saja pada kemenangan Perang Badar, seorang Sahabat meminta sebuah pedang rampasan perang untuk dirinya, namun dijawab dengan turunnya ayat (QS. 8:1) yang intinya bahwa rampasan perang itu adalah milik Allah dan Rasul-Nya, yang akan dibagi untuk kemaslahatan bersama bukan untuk kepentingan perorangan. Kasus lain lagi adalah ketika kekalahan perang Uhud akibat pasukan pemanah yang tidak mematuhi perintah Rasulullah SAW, mereka berebut ghanimah sehingga menyebabkan musuh kembali menyerang. Rasulullah SAW tidak memberikan hukuman yang akan memecah persatuan ummat, tetapi berusaha membalikkan semangat dengan mengajak para Sahabat mengejar musuh ke Hamro’il Asad. Namun, pasukan Quraisy justru meninggalkan mereka, kekalahan Uhud akhirnya ditebus dengan kemenangan di Hamro’il Asad. Demikian contoh dari Rasulullah SAW.
Adapun dari tiga respon terhadap rentetan bencana itu, hanya Tindakan RELAWAN itulah yang positif, sesuai Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang khosyah (takut) kepada Tuhannya Yang ghaib (tidak tampak oleh mata), mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar (QS. Al-Mulk ayat 12). Khosyah adalah takut seseorang yang disebabkan oleh ilmunya. Dia memahami Sifat Allah, bacaan sholatnya: Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, tersambung dengan ilmunya bahwa Allah adalah Pencipta dan Maha Mengatur semua kehidupan manusia di dunia. Dia juga takut atas pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia di yaumil akhir: Maaliky Yaumiddin. Orang seperti ini ketika membaca Al Fatihah tidak hanya menjadi kalam khobar, sekedar berita tapi sampai ke kalam insya, diresapi sehingga timbul Khosyah. “Yang takut kepada Allah hanyalah hamba-Nya yang berilmu” (QS. 35:28). Sifat Kosyah ditindak lanjuti dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai Hudan, petunjuk menjalani kehidupannya, inilah Taqwa. Dalam Al-baqoroh:5 mereka termasuk kelompok muflihun yang mempunya dua makna (1) faza: kemenangan al-qab (hati), yang didukung akal, mengalahkan hawa nafsunya. Makna (2) farahu: memperoleh kebahagiaan, karena akan mendapat maghfirah dari Allah dan balasan besar dari Allah berupa surga (Al Mulk 12).
Manusia akan masuk ke dalam surga Allah setelah dibersihkan dari dosanya dengan memperoleh Ampunan-Nya. Apapun yang terjadi: baik nikmat maupun mushibah jadikanlah mencapai kebaikan dengan hidayah Al-Qur’an. Semoga Allah memudahkan. Aamiin.
*********************************************************************
Salurkan donasi antum untuk menjaga Aqidah Umat dalam berbagai Program ANNAS FOUNDATION
Ke No. Rek. an. ANNAS FOUNDATION
Bank Muamalat :
129 000 3048 (Wakaf)
129 000 3049 (Shodaqoh)
Bank Mandiri :
13000 41 3000 40 (Wakaf)
13000 51 3000 54 (Shodaqoh)
Hubungi Hot Line Kami
Di 081 12345 741
Atau Bisa Langsung Ke Kantor Kas ANNAS Foundation
Di Jl. CIJAGRA RAYA NO 39
BANDUNG
Senin sd Sabtu 09.00 sd 15.30
#ANNAS
#SyiahbukanIslam
#JundullahANNAS
#GEMAANNAS
#GARDAANNAS
#ANNASFoundation
#ANNASINDONESIA
Dikutip dari : -
Penulis : Ir. Mei Sutrisno, M.Sc, Ph.D.
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share. Lets change the world together saudaraku !...