PERPINDAHAN KIBLAT DI BULAN SYA'BAN Oase Iman
“Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjid al-Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjid Al-Haram itu adalah benar dari Tuhan mereka dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS Al-Baqarah:144)
Qiblat pertama umat islam adalah baitul Maqdis – Palestina.
Namun kecintaan Rasulullah Saw pada Ka’bah di Kota Mekkah membuat beliau menaruh harapan pada Allah Swt agar mau memindahkan Kiblat ke Ka’bah di kota Mekkah,….. .hingga beliau sering menengadahkan wajahnya ke langit tanda berharap.
Cemoohan kaum Yahudi karena kesamaan kiblat, juga membuat Rasulullah Saw bertambah sering menengadahkan wajahnya ke langit berharap agar kiblat segera dipindahkan oleh Allah Swt.
Kurang lebih 13 s/d 17 bulan turunlah ayat di atas di masjid Qiblaitain-Madinah, hingga berpindahlah kiblat umat Islam dari Palestina ke Ka’bah di Kota Mekkah.
Sebagian ulama mengatakan……..seandainya saja perintah perpindahan Kiblat hanya berbunyi….“Palingkanlah wajahmu ke arah Masjid al-Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya…..dst” sudah cukup bagi Rasulullah Saw .
Namun perhatikan bagaimana perintah ini diawali dengan kalimat yang indah, santun dan berakhlaq, tanda sayang & mulianya Rasulullah Saw di hadapan Allah Swt……..“Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai…. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjid al-Haram…dst hingga akhir ayat” (QS Al-Baqarah:144)
Seperti seorang Ayah hendak membelikan mainan untuk anaknya tersayang,….tanda sayang dan cintanya sang Ayah tentunya diwujudkan dengan kalimat yang indah, santun dan berakhlaq…. “Ayah lihat engkau kepengin sekali mainan itu….oleh karenanya Ayah izinkan engkau maka ambilah…”, tentunya berbeda bila sang Ayah hanya mengatakan….”Ambilah !” tanpa ada kalimat pembuka sebagai wujud kecintaan Ayah pada sang Anak….
Semoga kita semakin cinta pada Rasulullah Saw….wallohu’alam bissawab
قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
(صحيح البخاري)
“ Belum sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. ”
( Shahih Al Bukhari )
Dikutip dari : Muslim Djamil
Penulis : -
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share. Lets change the world together saudaraku !...
Comments