Quotes

  • IKHLAS adalah Kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah

  • Solusi untuk setiap masalah adalah dengan Sabar dan Istighfar

  • Kesalahan terburuk kita adalah tertarik pd kesalahan orang lain

  • “Hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (Q,S Yusuf: 86)

  • Kegelisahan akan hilang saat shalat dimulai

DOSA FAAHISYAH Beranda ANNAS


 

Seringkali ketika Alloh SWT menyebut syurga, diakhiri dengan menyebut dua asma Alloh : Al Ghofur (Maha Pengampun) dan Ar Rahiim (Maha Penyayang).

Bahkan di Q.S. Fush shilat 32, secara eksplisit Alloh SWT menyatakan jika surga itu semata-mata "Anugerah dari Alloh Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang"
Alasannya, menurut Syekh Mutawalli Asy Sya'rawI, karena  mustahil seseorang bisa masuk syurga tanpa ampunan dan kasih-sayang Alloh SWT.

Berbicara tentang ampunan, Alloh SWT menetapkan dua jenis dosa manusia :
PertamaDzolimun linafsihi  'mendzalimi diri sendiri', yaitu segala jenis dosa dimana yang merugi hanya pelaku, tidak ada pihak lain yang dirugikan. Seperti dosa seseorang karena melalaikan kewajiban sholat, shaum, haji dan segala bentuk pelanggaran terhadap  aturan dan hukum Alloh yang terkait dengan urusan hablum minalloh.
Proses untuk memperoleh ampunan Alloh SWT dari jenis  dosa seperti ini relatif lebih mudah. 
Pertama, dosa akan dihapus dengan sendirinya jika ibadah-ibadah pokok seperti sholat, shaum dan haji seseorang makbul. 
Kedua, dosa juga akan dihapus dengan bertaubat secara langsung kepada Alloh SWT, asalkan saja taubatnya memenuhi syarat  Taubat Nasuuha (Q.S. At Tahriim 6)  diantaranya dengan : 
1.  Menyadari dan menyesali perbuatan dosanya, seperti sadar dan menyesalnya Adam dan Hawa (Q.S. Al A'raaf : 23).
2. Ber 'Adzam' dalam pengertian berniat, bertekad serta berupaya secara optimal untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya.
3. Memperbanyak berdzikir dan beristighfar (Q.S. Ali Imraan 135).
4. Membuktikan jika dirinya benar-benar bertaubat, dengan meningkatkan keimanan dan beramal sholeh (Q.S. Al Furqaan : 70-71). 
5. Tidak bertaubat disaat sakaratul maut, karena pintu taubat sudah ditutup disaat tersebut.

Kedua : Dosa faahisyah, yaitu segala bentuk pelanggaran terhadap syariat Alloh SWT yang tergolong  kedalam kategori Dzaalimun linafsihi wa lighairihi, berakibat mendzalimi diri sendiri dan orang lain.
Seperti mencuri, merampok, korupsi, menggunjing, memfitnah, membebaskan yang bersalah, menghukum yang tidak bersalah dan berbagai perbuatan dzalim lainnya.

Proses untuk diterimanya taubat dari dosa faahisyah, jauh lebih berat dibanding dosa mendzalimi diri sendiri. Dimana disamping harus memenuhi kelima syarat utk bertaubat kepada Alloh SWT seperti yang tersebut di atas, yang bersangkutan juga dituntut untuk menyelesaikan terlebih dahulu dengan  pihak yang didzaliminya.
Selama yang bersangkutan belum menyelesaikan, maka Alloh SWT belum berkenan menerima taubatnya.
Seperti halnya dalam bertaubat kepada Alloh SWT, dalam meminta maaf kepada orang yang didzalimi yang bersangkutan harus menjelaskan terlebih dahulu kesalahan apa yang telah diperbuatnya, karena tidak tertutup kemungkinan, pihak yang terdzalimi tidak tahu jika yang bersangkutan  yang selama ini berbuat dzalim terhadap dirinya.
Dengan disampaikan secara terbuka, maka pihak yang terdzalimi akan mempertimbangkan, apakah akan memaafkan atau tidak.
Akad maaf-memaafkan tak ubahnya akad-akad yang lain seperti akad jual beli, pinjam meminjam, pernikahan dan sebagainya, dimana harus jelas ijab-qabul nya.

Dari sisi ini, sulit rasanya membayangkan jika yang berbuat dosa faahisyah seorang pemimpin yang dzalim, bagaimana yang bersangkutan harus menyelesaikan proses minta maaf kepada sekian ribu, juta, puluhan bahkan ratusan juta rakyat yang didzaliminya?
Jika proses meminta maaf secara terbuka tidak ditempuh, sehingga Alloh tidak menerima taubatnya, maka  Rasululloh SAW memberikan peringatkan keras, bahwasanya yang bersangkutan di akhirat nanti akan tergolong "Muflish" - orang yang bangkrut -  disebabkan  jika yang bersangkutan memiliki amal sholeh, maka amalnya akan diambil sesuai dengan kadar kedzalimannya untuk diserahkan kepada orang yang didzaliminya.

Jika amalnya habis karena sudah diberikan kepada lima orang yang dia dzalimi misalnya, sementara masih ada sepuluh orang lagi yang terdzalimi, maka dosa dari masing-masing yang sepuluh orang tersebut akan diambil oleh Alloh SWT sesuai dengan kadar kezalimannya, untuk kemudian ditimpakan kepada yang berbuat dzalim.
Bayangkan bila yang terdzalimi itu sekian ratus juta ! Mungkinkah yang bersangkutan bisa selamat ?
Jika saja semua pihak  menyadari prinsip Syari'at Islam ini, pasti setiap orang  terutama para pemimpin, akan berfikir ribuan kali untuk berani berbuat dzalim.
Dengan sendirinya, akan terciptalah kehidupan yang damai tenteram dan bahagia, dan seluruh manusia bahkan segenap makhluk akan menikmati kehadiran Islam sebagai  rahmatan lil 'aalamiin.

Semoga di hari 'Iedul Fitri ini, kita tidak hanya sekedar bertukaran senyum, berjabatan tangan, mengirim kartu, membuat tulisan lewat SMS  atau WA, untuk mengucapkan selamat hari raya mohon maaf lahir bathin, lalu kita beranggapan selesailah sudah segala yang terkait dengan urusan dosa faahisyah.

Jika memang tidak ada dosa faahisyah yang secara sadar dan sengaja pernah kita perbuat, atau jika pun ada kekhilafan, benar-benar tidak diniatkan, disengaja bahkan tidak disadari, maka tentu saja tidak ada masalah, bahkan sangat baik sekali kita mengucapan selamat Hari Raya dan saling maaf-memaafkan, paling tidak untuk lebih menjalin hubungan silaturrahim.
Namun jika ada kezaliman pernah diperbuat, tentu saja urusannya  tidak  selesai dengan sekedar berbasa-basi seperti  itu
Betapapun berat resiko yang akan dihadapi di dunia, dengan kita terbuka mengakui kesalahan kepada pihak yang terdzalimi, tapi itu pasti akan  jauh lebih baik,  dibanding kita harus memikul beban yang teramat berat di akhirat nanti.

"Selamat 'Iedul Fitri. Taqobbalallohu minnaa wa minkum, shiyaamanaa wa shiyaamakum, taqobbal yaa kariim. Mohon maaf lahir bathin"

Athian Ali

 

*********************************************************************


#ANNAS
#SyiahbukanIslam
#JundullahANNAS
#GEMAANNAS
#GARDAANNAS
#ANNASFoundation

#ANNASINDONESIA
 

Dikutip dari             : -

Penulis                   : K.H. Athian Ali M Dai, Lc,.MA
 

Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share.  Lets change the world together saudaraku !...



Donasi